Sabtu, 26 November 2011

kedenian dari bahan bekas

Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas. Kesenian barang bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran flores. Beliau merupakan bekas buruh bangunan di bali. Wensislaus Makur membuat tas unik dari limbah karung plastik beras, sampai menembus pasar  di eropa.

Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan. Banyak orang yang sering membuang barang-barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut menjaga lingkungan.
Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak biasa. peribahasa ini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan dan teknologiyang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana. Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti [plastik]], bungkus sabun, bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang mempunyai nilai estetika

kain flanel

Saat perpisahan di sekolah lama, seorang wali murid memberi saya sebuah bingkisan. Saat saya membukanya di rumah, ternyata bingkisan itu sangat unik dan berkesan. Sebuah tempat pensil, kantong HP dan gantungan HP dari kain flannel. Ada nama saya terjahit disana dan sebuah hiasan kupu-kupu yang cantik.
Banyak sekali kreasi yang bisa kita buat dari kain flannel. Hiasan jepit rambut, tirai, gantungan kunci, gantungan hp, kantong, tas, pigura, buku, dsb.
Bahan-bahan:
-          Kain flannel
-          Jarum
-          Benang
-          Hiasan (kancing, manik, biji mata, putik bunga, dsb)
-          Kertas & pensil (untuk pola—jika butuh)
-          Dakron
-          Lem
Petunjuk pembuatan:
  1. Buatlah pola di atas kertas. Anda bisa memilih bentuk-bentuk yang lucu untuk dibentuk. Misalnya, bintang, bunga, binatang, dll.
  2. Potong kain flannel sesuai dengan pola yang Anda buat. Jika hanya untuk hiasan tempel, Anda bisa langsung menempelnya. Tapi, jika ingin membuat pernik seperti gantungan kunci, atau gantungan HP, mengisi dengan dakron, agar pernik tampak berisi dan lebih cantik.
  3. Hiaslah dengan kancing atau biji manik agar nampak indah.
Kreasi dari kain flannel ini membutuhkan modal yang tidak terlalu mahal. Cara mendapatkannya pun mudah. Anda bisa membelinya di toko pernak-pernik/alat tulis, atau di toko perlengkapan menjahit. Jika ingin menjadikannya sebagai peluang bisnis, boleh juga. Harga jual kreasi kain flannel ini bisa dibilang cukup tinggi.

hiasan dinding

Memajang hiasan dinding bukan sekedar memalu paku ke dinding dan menggantung hiasan berbingkai. Agar tampil elegan, perlu tengok kanan-kiri lebih dulu, sebelum “memarkirkan” hiasan dinding ke tembok rumah.
Fungsi hiasan dinding sangat beragam. Utamanya tentu saja fungsi estetika. Sebuah lukisan, misalnya, dapat memberi nuansa baru atau berbeda bagi sebuah ruangan dengan biaya relatif murah (bandingkan dengan mengganti perabot!).
Hiasan dinding juga bisa digunakan sebagai solusi desain dalam menata ruangan. Misalnya, untuk mengurangi kesan kosong dan “dalam” pada tembok yang tingginya di atas 3 meter—masalah ini biasanya muncul pada rumah yang menggunakan void—bisa dipasang hiasan dinding berbentuk panjang atau beberapa hiasan dinding yang dipasang berbaris secara vertikal. Hiasan dinding juga bisa “mengakali” (baca: menutupi) cat dinding yang mulai mengelupas atau bagian dinding yang bermasalah, jika belum punya anggaran untuk pengecatan ulang.
Di mana Memajangnya?
Semua ruang dalam rumah bisa disemarakkan dengan hiasan dinding. Mulai dari ruang tamu, hingga kamar mandi. Tentunya untuk masing-masing ruang harus dipilih hiasan dinding yang sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Ingat juga untuk menyelaraskan hiasan dinding dengan tone warna/gaya interior yang digunakan pada ruangan.
Tidak semua benda bisa dipajang di ruang-ruang tertentu. Misalnya di dapur, sebaiknya tidak memajang selendang dari Tana Toraja. Bukan apa-apa, lengas dan uap yang dihasilkan dari aktivitas memasak bisa merusak selendang tadi. Demikian juga untuk kamar mandi. Sebaiknya untuk ruangan–ruangan ini dipilih hiasan yang mudah dibersihkan dan tahan kondisi lembab.
Apa yang Dipajang?
Jangan kecil hati jika tak mampu membeli reproduksi lukisan Picasso yang harganya selangit. Masih banyak benda menarik lain yang bisa dijadikan hiasan dinding. Survei membuktikan—meniru ucapan Sonny Tulung—foto adalah benda kedua yang banyak dijadikan hiasan dinding setelah lukisan. Hiasan dinding dari foto bahkan bisa dijadikan “bahan berbual” jika tiba-tiba kehabisan kata-kata saat mengobrol dengan tamu. Kalimat seperti “yang di ujung itu foto anak sulung saya. Dia sekarang lagi kuliah di IPB…,” bisa berlanjut menjadi percakapan yang panjang dan seru.
Atau apabila senang mengumpulkan kalender dengan foto-foto indah, juga bisadigunting kemudian dipasangkan pigura. Ingin mengenang ibu atau nenek yang jago menyulam atau membuat kristik? Bingkai saja salah satu hasil karya mereka—bisa taplak atau sapu tangan—dan pajang di ruang tamu.
Koleksi yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun—gantungan kunci misalnya—juga bisa dimanfaatkan sebagai hiasan dinding. Untuk keperluan ini, pilih pigura yang “agak dalam” (biasanya digunakan untuk lukisan dari kerang). Selain mempercantik ruangan, dengan cara ini koleksi Anda tak berserakan dan bebas dari debu.
Pendek kata, banyak benda yang bisa dimanfaatkan sebagai hiasan dinding. Bahkan bisa memajang lukisan karya anak. Si kecil pasti senang.
Pigura
Jangan sepelekan pigura. Benda yang satu ini mempengaruhi penampilan hiasan yang akan dipajang. Jika salah pilih, lukisan sekelas Monalisa pun akan kehilangan daya tarik. Sebaliknya, poster yang biasa-biasa saja bisa terlihat mahal dan berkelas dengan pigura yang tepat.
Pilihan pigura ini harus menimbang jenis karya seni yang akan dibingkainya. Sebagai ilustrasi, lukisan kaligrafi Jepang tentunya tidak sesuai dengan pigura berwarna emas yang penuh ukiran. Pigura sederhana berwarna hitam atau coklat akan lebih pas.
Selain itu, pilihan pigura berkait erat dengan tema interior ruangan atau rumah secara keseluruhan. Tentu tak sedap dipandang mata jika di dalam ruangan berinterior modern dan full warna-warni ceria, dipajang lukisan dengan pigura kayu antik.
Ketinggian
Banyak orang cenderung menggantung hiasan dinding setinggi mungkin. Padahal, posisi ideal adalah setinggi pandangan mata rata-rata orang dewasa (± 1,5 - 1,7 m dari permukaan lantai).
Sebagai tambahan, jika menggantung hiasan tepat di atas sofa atau furnitur lain, sebaiknya pilih hiasan yang lebarnya ± 2/3 dari lebar sofa. Jangan lupa, beri jarak sekitar 25-30 cm dari furnitur.
Komposisi
Agar “tertangkap” oleh mata, hiasan dinding sebaiknya cukup besar bila dibandingkan dengan luas dinding tempatnya tergantung. Maka, jika hiasan dinding berukuran mungil, lebih baik jika memajangnya dalam bentuk grup, ketimbang satu-satu menyebar di seluruh dinding ruangan.
Pajangan yang ditata dalam bentuk grup biasanya memiliki kesamaan tema. Entah jenis hiasan, ukuran, warna, atau piguranya. Untuk peletakan, jangan memasang hiasan-hiasan tadi terlalu dekat, karena menimbulkan kesan berantakan. Jangan pula menggantung terlalu jauh, karena akan hilang kesan kesatuannya.
Secara umum, ada dua macam tatanan secara grup untuk hiasan dinding.
1. Simetris
Biasa dipakai untuk ruangan berinterior formal. Simetri bisa diperoleh dari cara peletakan yang seimbang antara kiri-kanan atau atas-bawah. Bisa juga dari kesamaan tema, ukuran, atau warna.
2. Asimetris
Di sini, kesamaan tak terlalu dipentingkan. Sebaliknya, ukuran atau jenis benda yang dipajang bisa berbeda. Namun agar tak terlihat asal tabrak, “keseimbangan secara pengelihatan” tetap harus diperhatikan agar tetap indah dipandang.
3. Perawatan
Hiasan dinding perlu perawatan agar tahan lama. Untuk pigura kayu, gunakan pembersih khusus kayu dan kain lap lembut. Sementara untuk pigura logam warna emas atau perak, gunakan pembersih kaca. Setiap 3 - 5 tahun sekali, lap kaca sebelah dalam dari pigura.
Trik Khusus Memajang Hiasan Dinding
Untuk menghindari dinding “bopeng” akibat salah paku, coba trik berikut.
1. Ukur luas dinding yang akan digantungi hiasan.
2. Hamparkan kertas koran di lantai, seluas dinding yang sudah Anda ukur.
3. Letakkan dan atur hiasan dinding di lembaran koran sampai Anda menemukan komposisi yang dirasa tepat.
4. Tandai lokasi hiasan dinding (sekaligus lokasi pakunya) dengan spidol.
5. Tempelkan lembaran koran tadi pada dinding dengan isolasi khusus yang tidak membuat cat mengelupas.
6. Pasang paku di tempat yang sudah ditandai tadi.
Mata biasanya lebih “tertambat” pada komposisi berjumlah ganjil atau tatanan selain persegi empat yang sudah sangat “biasa”. Karena itu cobalah mengatur sejumlah hiasan dinding dalam bentuk segitiga atau lingkaran.
Tempatkan hiasan yang terlihat lebih “berat” di bawah hiasan yang berkesan “ringan”. Demikian juga, letakkan hiasan berwarna gelap di bawah hiasan berwarna terang.

pot cantik

Bahan:
-Gelas & piring styrofoam
-Kertas krep warna-warni/ bunga
-Cat warna
-Sedotan kecil
-Benang Wol
-Lem
Cara Membuat:
1. Potong gelas menjadi 2 bagian. Kemudian, warnai gelas & piring styrofoamnya.

2. Rekatkan gelas di atas piring yg telah di warnai dengan lem.

3. Selagi menunggu lem kering, buat bunga & daun dari kertas krep. Untuk tangkai bunga, rekatkan sedotan di bawah bunga & warnai dengan warna cokelat. Masukan bunga & daun ke dalam gelas styrofoam. Atau, jika kalian kesusahan membuat bunga dari kertas krep, bisa diganti dengan bunga yg asli.

4. Gunting benang wol dengan panjang 5 cm. Tempel di belakang piring untuk di gantungkan.

Jumat, 18 November 2011

Kamboja

Kemboja
Plumeria alba (Kemboja putih)
Plumeria alba (Kemboja putih)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Plumeria
Tourn. ex L.
Species
7-8 spesies :
  • Plumeria alba
  • Plumeria inodora
  • Plumeria obtusa
  • Plumeria pudica
  • Plumeria rubra (dikenal juga sebagai Plumeria acuminata and Plumeria acutifolia)
  • Plumeria stenopetala
  • Plumeria stenophylla 
    Kemboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib.
    Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang.
    Plumeria saat ini populer digunakan sebagai tanaman hias outdoor awalnya tanaman ini hanya digunakan sebagai tanaman kuburan.